LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN TANAMAN SEMUSIM
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN TANAMAN SEMUSIM
Oleh :
Golongan E / Kelompok 2
1. Syovika Maharani
(171510501045)
2. Kharisma Wardani (171510501177)
3. Alfian Bagus Pratama (171510601037)
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1.1 LatarBelakang
Tanaman semusim dalam satu
musim penanaman melewati satu siklus hidup yang pada umumnya menghasilkan biji
pada ahir musim tanam lalu mengalami fase tidur pada biji tersebut lalu dimusim
selanjutnya akan mengalami perkecambahan hingga tumbuh tanaman yang baru.
Pertanian di daerah yang memiliki iklim sedang dapat dapat diartikan sebagai
tanaman semusim adalah apabila tanaman pertanian tidak perlu mengalami musim
dingin bagi pembuangaannya. Tumbuhan semusim adalah tanaman yang berkecambah,
tumbuh, berbunga, menghasilkan biji, dan mati hanya dalam waktu satu musim.
Jenis tanaman semusim di
daerah tropis, dapat tumbuh dimana saja termasuk di sekitar rumah kita sebab
suhu yang ada menunjang tumbuh dan berkembangnya tanaman semusim. Daerah
subtropis tanaman semusim hanya dapat tumbuh pada musim semi saja sebab suhu
yang ada di sekitar tidak menunjang tanaman semusim untuk tumbuh dengan
maksimal akan tetapi pada musim dingin ada sebagian spesies tanaman yang dapat
tumbuh yaitu kacang polong dan tomat. Banyak spesies tanaman yang tumbuh kurang
maksimal di daerah subtropis jika dibandingkan tanaman yang tumbuh di daerah
tropis salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah suhu dan kelembapan.
Tanaman semusim dan tanaman
tahunan memiliki perbedaan yang dapat kita lihat dengan jelas yaitu pada
tanaman semusim dapat dibedakan berdasarkan jenjang fase yang dimiliki pada
proses pertumbuhannya yaitu fase perkecambahan, fase vegetatif, fase pematangan.
Waktu yang dibutuhkan tiap fase relatif berbeda sebab banyak sekali faktor yang
sangat mempengaruhi contohnya jenis tanaman yang ditanam, tempat untuk tanaman
tumbuh, varietas tanaman dan sebagainya. Tanaman tahunan sangat berbeda dengan
tanaman semusim sebab dari segi waktu yang dibutuhkan dalam pemanenan kurang
lebih satu tahun untuk mendapatkan hasil pertanian yang ditanam.
Manfaat pertanian tanaman
semusim sangat berpengaruh pada kehidupan manusia sebab tanaman semusim
termasuk dalam tanaman pangan yang dimakan manusia dalam memenuhi kebutuhan
keseharian, hortikultura atau sebagai sayur mayur untuk makanan, dan beberapa
tanaman penghias lingkungan. Tanaman pangan dalam pemenuh kebutuhan contohnya
padi ( Oryza sativa ), jagung ( Zea mays ) dan kedelai ( Glycine max ). Tanaman sayur mayur
contohnya bayam ( Amaranthus ) dan sawi ( Brassica
juncea L.). Tanaman hias contohnya bunga krisan ( Chrysanthenum sp) dan bunga sedap malam ( Polianthes tuberosa ).
1.2
Tujuan
1. Mengetahui dan mengenal tanaman
semusim baik fungsinya bagi manusia,
klasifikasi, morfologi maupun teknik budidaya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman semusim merupakan
tanaman atau tumbuhan yang masa hidupnya hanya satu musim. Tanaman semusim
biasanya menghasilkan biji pada saat akhir musim. Tanaman semusim adalah
tanaman yang berkecambah , tumbuh berbunga menghasilkan biji, dan mati hanya
dalam waktu setahun bahkan kurang sedikit daripada setahun. Jenis tanaman ini
biasanya berkecambah mulai 8-10 minggu apabila ditanam memakai biji. Daerah
tropis tanman semusim bisa tumbuh dipekarangan rumah, sedangkan pada daerah
subtropics tanaman semusim hanya bisa ditumbuhkan pada musim semi saja. Tanaman
semusim yang bisa tumbuh diiklim subtropis seperti, bunga matahari, tomat dan
kacang polong (Govind et al., 2014).
Tanaman yang berada di iklim
subtropis akan berkecambah pada musim gugur, sebagian tanaman semusim tergolong
tanaman holtikultura, pangan dan buah-buahan. Tanaman semusim yang umum atau
sering dijumpai yaitu padi, terong, cabai, kedelai, kentang dan lain-lain.
Tanaman semusim memiliki perbedaan, yaitu dari jenjang pertumbuhan ang
dibedakan dalam beberapa tahap secara umum fase perkecambah, fase vegetatif,
fase reproduktif, fase pematangan. Fase yang dialami tanaman semusim memiliki
waktu yang berbeda terganntung musim dimana tempat tumbuh tanaman, jenis
tanaman, dan varietas tanamannya (Suciantini, 2015).
Tanaman semusim juga memiliki
banyak manfaat bagi manusia antara lain sebagai kebutuhan pangan, kebutuhan
sayur-sayuran, tanman hias dan lain sebagainya. Tanaman semusim yang sering
dijadikan tanman hias seperti sedap malam, dan yang sering dijadikan sayuran
yaitu bayam dan yang sering dijadikan pangan yaitu tanaman padi. Manfat yang
kaya pada tanaman semusim menjadikan tanaman ini banyak ditanam kalangan
masyarakat. Tanaman semusim memberiksn banyak manfaat bgai manusia, yang terutama yaitu tanaman
padi, kacang-kacangan, dan jagung. (Marliah., dkk 2015).
Tanaman padi merukapan
tanaman semusim yang paling dikenal, selain tanaman ini memiliki banyak manfaat
khususnya sebagai makanan pokok, terutama masyarakat Indonesia. Tanaman ini
memiliki ciri yaitu berakar serabut, batang sangat pendek dan struktur berupa
batang. Bunga padi memiliki enam kepala sari dan kepala putik, bercabang dua
berbentuk sikat botol, spesies padi dibudidayakan secara masal. Faktor yang
memengaruhi produktivitas tanaman padi adalah dari pemeliharaan atau proses
budidayanya, dengan menentukan teknik budidayanya cara paling efektif yaitu dengan
mengenal fase pertubuhan tanaman padi. Fase pertumbuhan padi sendiri dibagi
menjadi dua, yaitu fase vegetative dan fase generatif. Daerah yang beriklim
tropis biasanya fase reproduktif berlangsung kurang lebih 35 hari, sedangkan
fase pematangan sekitar 30 hari, selain tanaman padi ada juga makanan pokok
kedua yaitu tanaman jagung (Aryanto., dkk 2015).
Tahapan pertama perkembangan
tanaman jagung yaitu fase perkecambah, fase perkecambah uncul dari kulit benih.
Proses perkecambah terjadi setelah penyerapa air atau imbibisi. Fase kedua
yaitu V3-V5 fase ini berlangsung ketika tanaman berumur 10-18 hari,
meningkatnya jumlaah daun serta menunda
pertumbuhan bungajantan, fase selanjutnya yaitu fasse R1 atau biasa dikenal
dengan fase silking. Fase ini diawali oleh munculnya rambut dari dalam tongkol
yang tertutup kelobot, biasanya mulai dari 2-3 hari setelah tasseling. Tanaman
selanjutnya yang merupakan tanaman pokok seperti tanaman kacang-kacangan
(Sholihah., dkk 2016).
Tanaman kacang-kacangan
merupakan tanaman semusim, tanaman ini sering ditanam petani karena bermanfaat
bagi kebutuhan pangan pokok. Tanaman kacang tanah memiliki beberapa cara
pembudidayaan, dengan mempelajari proses budidaya tanaman kacang tanah kita
harus memahami beberapa fase yang ada pada tamanan kacang tanah. Fase pada
kacang tanah terdapat lima fase, pertama yang dialami kacang tanah yaitu fase
pembuahan dimana proses ini terjadi penyerbukan tabung kelopak bunga tumbuh
memanjang antara 5-7cm, setelah mencapai masa dewasa. Fase selanjutnya yaitu
fase vegetative fase dimana akar, batang dan daun berkembang. Fase vegetative
dimulai anatara 26 hinga 31 hari. Fase selanjutnya fase reproduktif, dimana
taaman sudah membentuk kuncup bunga, buah dan biji mengalami pendewasaan
(Ramadani., dkk 2015).
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengantar Ilmu
Tanaman acara 5 tentang ”Pengenalan Tanaman Semusim” dilaksanakan pada hari
Kamis, 25 November 2017 pukul 12.40-14.40 di Agroteknopark Jubung Pertanian
Universitas Jember.
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabel
pengamatan
2. Alat
tulis
3. Penggarais
4. Meja
dada
3.2.2 Bahan
1. Jagung
2. Padi
3. Kacang
hijau
3.3
Pelaksanaan Praktikum
1. Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Menetapkan
objek tanaman yang diamati.
3. Menggambar
bentuk tanaman yang akan diamati dan memberi keterangan bagian-bagiannya.
4. Mengisi
tabel pengamatan dan mendokumentasikan kegiatan praktikum.
3.4
Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam
kegiatan praktikum meliputi jenis tanaman yang diamati, gambar keseluruhan
tanaman, bagian-bagian tanaman, dan ciri-ciri morfologi tanaman
3.5 Analisis
Data
Data yang diperoleh dari
hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan dianalisi dengan menggunakan
analisis tabel deskriptif.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.
|
Deskripsi
|
Jagung
|
Kingdom
|
Plantae
|
|
Divisi
|
Angiospermae
|
|
Kelas
|
Monocotyledoneae
|
|
Ordo
|
Poales
|
|
Famili
|
Poaceae
|
|
Genus
|
Zea
|
|
Spesies
|
Zea
Mays L
|
2.
|
Dokumentasi
(fase)
|
Tinggi
|
Deskripsi
(morfologi)
|
Fase:
perkecambahan
|
18 cm
|
Daun
: 3 helai
|
|
Fase:
vegetatif(v3-v5)
|
46
cm
|
Jumlah
daun : 5 helai
|
|
Fase:vegetatif
akhir f4
|
240
cm
|
Jumlah
daun : 13 helai
Diameter
batang : 4 cm
Terdapat
bunga jantan
Bunga
betina pada ketiak daun ke7
|
|
Fase:
generatif R1
|
185
cm
|
Jumlah
daun :10 helai
Diameter
batang : 3 cm
Terdapat
bunga jantan
Sudah
terdapat tongkol pada ketiak ke 5
Terdapat
pula rambut pada tongkol
|
II.
1.
|
Deskripsi
|
Kacang Hijau
|
Kingdom
|
Plantae
|
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
|
Ordo
|
Fabales
|
|
Famili
|
Fabaceae
|
|
Genus
|
Phaseolus
|
|
Spesies
|
Phaseolus
radiatus L
|
2.
|
Dokumentasi
(fase)
|
Tinggi
|
Deskripsi
(morfologi)
|
|
Fase:
10 HST
|
18
cm
|
Jumlah
daun : 2 helai
|
||
Fase: 20 HST
|
20
cm
|
Jumlah
daun : 2 helai
Akar
rambut yang sedikit
Kotiledon
terangkat ke atas
|
||
Fase:
32 HST
|
44
cm
|
Jumlah
daun : 10 helai
Terdapat
cabang-cabang pada batang tanaman
|
||
Fase:
48 HST
|
37
cm
|
Sudah
terdapat bunga dan polong biji
|
||
Fase
: 62 HST
|
70
cm
|
Daun
banyak yang berlubang dan tidak terawat
Batang
bertekstur lebih keras
Cabang
pada batang lebih banyak
Polong
biji mengalami pengisian dan pemasakan
|
||
III.
1.
|
Deskripsi
|
Padi
|
Kingdom
|
Plantae
|
|
Divisi
|
Spermatophyta
|
|
Kelas
|
Monocotyledoneae
|
|
Ordo
|
Poales
|
|
Famili
|
Graminae
|
|
Genus
|
Oryza
Linn
|
|
Spesies
|
Oryza
sativa L
|
2.
|
Dokumentasi
(fase)
|
Tinggi
|
Deskripsi
(morfologi)
|
|
Fase:
10 HST
|
5
cm
|
Jumlah
daun : 4 helai
Terfokus
pada pembenttukan akar batang dan daun
|
||
Fase: 20 HST
|
20,5
cm
|
Jumlah
daun : 5 helai
Bibit
padi mulai membentuk anakan
|
||
Fase:
43 HST
|
28
cm
|
Pada
tahap ini tanaman padi terfokus pada perbanyakan dan pertumbuhan anakan.
|
||
Fase:
48 HST
|
68
cm
|
Jumlah
anakan : 15 buah
|
||
Fase
: 62 HST
|
70
cm
|
Jumlah
anakan : 15 buah
Muncul
malai / bunga calon bulir
|
||
4.2
Pembahasan
I.
Jagung
Fase
perkecambahan tanaman jagung memiliki ukuran batang yang kecil, daun yang masih
muda dan akar serabut yang masih belum tebal. Kulit biji jagung sudah terlepas
dari bijinya. Kecambah tanaman jagung terfokus pada pembentukan batang dan akar
serta daun. Fase vegetatif awal (v3-v5)
pada tanaman jagung kedua
memiliki batang, daun, serta akar mulai mengalami pertumbuhan dan
perbanyakan yang cukup meningkat bila dibandingkan tanaman jagung pada fase
perkecambahan. Batang jagung bertekstur lebih keras dibandingkan pada fase
perkecambahan. Daun pada fase ini juga mengalami perbanyakan jumlah helainya.
Akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, sedangkan akar nodul aktif mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan jagung pada
fase ini akan lebih lambat dan kekurangan nutrisi, karena disekitar jagung
dikelilingi oleh gulma yang tidak dibersihkan.
Jagung
ke 3 yang diamati sedang berada dalam fase vegetatif akhir (F4) atau fase
tesseling. Organ batang, daun, akar serta bunga jantan telah tumbuh sempurna.
Tanaman jagung memiliki tinggi
sebesar 240 cm. Batang pada fase ini memiliki diameter
sebesar 4 cm. Batang pada fase ini telah ditumbuhi banyak daun yang berukuran
lebih besar. Bunga jantan pada tanaman ini sudah muncul dan dapat membuahi
bunga betina. Bunga betina pada tanaman jagung ini, sudah mulai muncul pada
ketiak ke 7. Bunga betina yang muncul masih sangat kecil dan belum sempurna
sehingga belum bisa dibuahi oleh bunga jantan. Tanaman jagung ini tumbuh dengan
subur serta tidak terdapat gulma maupun serangan penyakit karena dirawat,
dibersihkan dan di beri pupuk yang rutin.
Jagung
ke 4 pada fase R1 memiliki ukuran tanaman yang lebih kecil meskipun umur jagung
lebih tua dibandingkan jagung ke 3, hal tersebut disebabkan pada tanaman jagung
R1 tidak diberi perawatan, tanaman jagung dibiarkan tumbuh dengan nutrisi alami
dari dalam tanah, sehingga pertumbuhan cenderung lambat dan berukuran kecil.
Jagung ke 3 telah mengalami fase generatif. Bunga jantan telah membuahi bunga
betina sehingga menjadi tongkol jagung. Tongkol jagung yang tumbuh terletak
pada ketiak ke 5.
III.
Kacang hijau
Tanaman
kacang hijau pertama yang diamati sedang dalam fase perkecambahan dan berusia
10 HST. Kacang hijau yang masih dalam bentuk kecambah. Tahap ini, kecambah
terfokus pada pembentukan organ batang, daun, dan akar. Daun pada kecambah
kacang hijau ini, telah tumbuh sejumlah dua helai dan sangat kecil. Batang pada
kecambah ini masih belum menjadi batang sempurna, tekstur batang empuk dan
mudah patah. Akar juga sudah mulai tumbuh namun masih sedikit sekali.
Kecambah
kedua berada dalam fase 20 HST. Kecambah kedua masih sama ciri-cirinya dengan
kecambah pertama, namun batang lebih tinggi daripada tanaman kecambah pertama.
Perbedaan tinggi tersebut disebabkan karena perbedaan usia kecambah. Tanaman
kacang hijau ketiga berada dalam fase 32 HS dan masih dalam fase vegetatif
awal. Kecambah ini telah mengalami pertumbuhan daun batang dan akar yang lebih
besar. Batang pada tanaman ketiga ini telah memiliki cabang dan bertekstur
lebih keras. Cabang-cabang pada tanaman ini memiliki jumlah daun sebanyak 10
helai. Daun pada Tanaman kacang hijau ketiga ini banyak yang berlubang dan
rusak. Lubang-lubang tersebut disebabkan karena tanaman dibiarkan dan tidak
dirawat. Akar pada tanaman ini belum terlalu lebat.
Tanaman
kacang hijau keempat berada pada fase 48 HST dan berada pada fase vegetatif
akhir. Tanaman ini juga mengalami kerusakan pada daunnya karena tidak
terawat. Fase 48 HST ini, tanaman kacang
hijau telah memiliki bunga yang akan menjadi calon biji. Fase ini tanaman
terfokus pada pertumbuhan bunga yang akan menjadi calon biji. Kacang hijau
kelima yang di amati telah pada tahap generatif akhir atau pada fse 62 HST.
Tumbuhan kacang hijau ini berukuran lebih besar dan memiliki tekstur batang
keras dan sempurna. Daun tanamanan kacang hijau kelima ini berjumlah lebih banyak.
Terdapat biji kacang hijau yang cukup banyak karena tanaman ini sudah mengalami
fase generatif.
III.
Padi
Padi
pertama yang diamati merupakan padi dalam fase perkecambahan. Padi tersebut
berusia 10 hari, sehingga ukuran tanamannya masih sangat kecil. Padi yang
diamati sudah memiliki daun dan batang yang belum sempurna karena masih berada
pada fase perkecambahan. Pertumbuhan padi pertama terfokus pada pembentukan
organ vegetatif yaitu daun, batang dan akar. Padi kedua yang diamati juga masih
berada pada fase vegetatif dan berusia 20 hari. Tinggi dan ukurannya lebih besar dari padi pertama,
karena perbedaan usia padi. Batangnya lebih lebar diameternya serta jumlah daun
yang lebih banyak dibandingkan padi pertama. Padi pada fase ini tanaman padi
sudah mulai membentuk anakan baru.Padi ketiga yang diamati telah berusia 34
hari dengan tinggi 28 cm. Ukuran padi ini jelas lebih besar dibanding padi
sebelumnya karena pada fase ini padi ketiga mengalami pertambahan ukuran pada
setiap organnya. Pada fase ini, padi ketiga telah memiliki anakan-anakan yang
dibentuk pada fase sebelumnya seperti padi kedua. Padi ketiga lebih terfokus
pada perbanyakan dan pertumbuhan anakan padi.
Padi keempat mengalami
fase vegetatif akhir. Organ-organ vegetatif telah menjadi organ yang sempurna.
Padi pada tahap ini mempersiapkan tubuhnya untuk membentuk organ-organ
generatif yang akan muncul pada fase
berikutnya. Padi keempat juga telah memiliki anakan-anakan yang berjumlah 15
buah. Padi kelima telah memasuki fase generatif awal. Fase ini, tanaman padi
memiliki anakan yang cukup banyak serta jumlah daun yang lebat. Batang pada
padi ini bertekstur lebih keras di bandingkan dengan padi pada fase vegetatif
akhir. Padi ini telah memiliki bunga yang akan menjadi calon bulir padi. Fase
ini, padi terfokus pada pematangan organ
generatif seperti bunga agar dapat mengalami penyerbukan untuk menjadi bulir
padi.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Semua jenis tanaman semusim yang diamati
memiliki fase yang dimulai dari fase perkecambahan yang menghasilkan kecambah
baru, vegetatif awal terfokus pada pertumbuhan organ vegetatif, vegetatif akhir
yang terfokus pada perbanyakan dan pertumbuhan serta penyempurnaan organ
generatif, hingga pada hingga fase generatif yang terfokus pada penyerbukan,
pengisian dan pemasakan buah maupun biji tanaman.
5.2 Saran
Seharusnya
pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada jadwal yang telah disepakati, sehingga
tidak membuat hari libur untuk mengerjakan tugas lain agak tersita waktunya.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryanto,
A. Triadiati, dan Sugiyanta. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah dan Gogo
Dengan Pemberian Pupuk Hayati Berbasis Bakteri Pemacu Tumbuh di Tanah Asam. Ilmu Pertanian Indonesia, 20(3):
229-235.
Govind,
K.C. Tika, B.K. Jiban, S, and Buddhi, B. 2015. Status and Prospects Of Maize
Research In Nepal. Meize Research and
Development, 1(1): 1-9.
Marliyah,
A. Jumini, dan Jamilah. 2016. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan Pada Sistem
Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang Merah Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil. Agroteknologi,
4(6): 55-61.
Ramadani,
S. Riza, L, dan Tri, R.S. 2015. Pertubuhan Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)
Pada Tanah Gambut yang Diaplikasikan dengan Bokashi Jerami dan Pupuk
Petrhikaphos. Protobiont, 4(1): 1-9.
Suciantini.
2015. Interaksi Iklim (Curah Hujan) Terhadap Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Pacitan. Biodiv Indon,
1(2): 358-365.
Sholihah,
N. F., Saputro, T.B. 2016. Respon Tanaman JagungVarietas ( Zea mays L) Varietas
Manding Terhadap Cekaman Salinitas (NaCl) Secara In Vitro. Sains dan Seni, 5(2): 2837-3520.
Komentar
Posting Komentar